Jumat, 06 April 2012

faktor penyebab putus sekolah

Faktor Yang Mempengaruhi Anak Putus Sekolah

Anak putus sekolah dapat di sebabkan oleh dua faktor yaitu:
a.Faktor Intern
1)Faktor Jasmaniah (Cacat Tubuh)
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurnanya mengenai tubuh seseorang. Cacat tubuh ini dapat berupa buta, setengah Buta, tuli, lumpuh, dan lain sebagainya.
Keadaan cacat tubuh dapat memmpengaruhi proses belajar. Anak yang cacat hendaknya di sekolahkan pada lembaga pendidikan Khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya tersebut.

2)Faktor Psikologis
a)Intelegensi
Menurut J.P. Chaplin (dalam Slameto (1995)) merumuskan intelegensi sebagai:
•The Abilitr to meet and adapt to novel situation quickly and effectively.
•The ability to utilize abstrack concepts effectively.
•The ability to graps relationship and to learn quickly.
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, menggunakan atau mengetahui konsep yang abstrak secara efektif. Mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
Intelelegensi sangat besar pengaruhnya dalam belajar. Dalam situasi yang sama,siswa yang mempunyai intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dari siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.

b)Minat
Hilgard dalam Slameto (1995) minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan yang diminati seseorang secara terus menerus yang disertai dengan senang.
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka mereka tidak akan belajar dengan baik karena tidak ada daya tarik baginya. Hal ini dapat diatasi dengan menjelaskan hah-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta yang berhubungan dengan cita-cita dan mengkaitkan dengan bahan yang dipelajari.

c)Bakat
Bakat atau aptitude adalah kemanpuan untuk belajar. Kemanpuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Bakat sangat berpengaruh terhadap belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya maka hasil belajarnya akan lebih baik karena ia senang dalam pelajaran tersebut dan untuk yang akan datang ia akan lebih giat lagi.

b.Faktor Ekstern
Faktor Ekstern yang berpengaruh terhadap putus sekolah dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu : faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

1)Lingkungan Keluarga
a)Cara orang tua mendidik
Cara orang tua mendidik anak besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. jika orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalkan mereka acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan apakah sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anak dalam belajar, tidak mengatur waktu belajar anaknya, tidak melengkapi atau menyediakan alat belajar anak, tidak memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tahu kemajuan belajar anak serta kesulitan yang di alami anak dalam belajar dan lain sebagainya. Sehingga dengan demikian dapat menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalam belajarnya.

b)Relasi antara anggota Keluarga
Relasi antara anggota keluarga yang adalah relasi antara orang tua dan anak, relasi antara anak dengan saudaraanya. Relasi anatara anggota keluarga sangat berpengaruhnya terhadap pendidikan anak. Wujud relasi itu misalnya seperti apakah hubungan antara anggota keluarga itu di penuhi denganrasa kasih sayang, pengertian kebencian, sikap yang terlalu keras, acuh tak acuh dan sebagainya akan menimbulkan problema bagi anak.
Apabila relasi antar anggota keluarga baik maka akan meningkatkan hasil belajar siswa. Sebaliknya, jika relasi antar anggota keluarga tidak baik maka akan menyebabkan belajar dan perkembangan anak jadi terganggu bahkan dapat menimbulkan masalah-masalah psikologisnya.

c)Suasana Rumah
Suasana rumah yaitu situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga sebagai tempat anak berada dan belajar. Suasana rumah merupakan faktor yang penting terhadap pendidikan anak. Agar anak bisa belajar dengan baik maka perlu diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram, begitu juga sebaliknya apabila suasana rumah ganduh/ramai dan serabut maka tidak akan member ketenangan bagi anak untuk belajar dan menyebabkan mereka jadi malas.
Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Setiap manusia sangat membutuhkan rumah, karena rumah dianggap sebagai suatu unsur yang sangat penting dalam kehidupan sosial masyarakat.
Otman (1988) rumah adalah satu keperluan asas yang penting di samping makanan dan pakaian. Rumah merupakan satu struktur fisikal yang memberi ruang dan perlindungan kepada keluarga, rumah yang menyediakan perserikatan kepada anggota keluarga untuk tinggal bersama sebagai satu unit. Di rumah anggota keluarga menjalankan kegiatan mereka seperti berinteraksi di antara satu sama lain, mendapat kasih sayang, memilihara anak-anak dan menerima tamu.

d)Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi erat hubungannnya dengan pendidikan anak. Apabila anak hidup dalam keluarga miskin maka maka kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi,dan kebutuhan pendidikannnya juga tidak terpenuhi sehingga menyebabkan anak meninggalkan pendidikannya. Salim, (1989) menyatakan bahwa pada umumnya anak yang berasal dari keluarga miskin pendapatan hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan primer saja terutama untuk keperluan makan, sedangkan untuk keperluan lain belum dapat diperhatikan. Sunarto (1986) (dalam Asmiati (2004)) mengatakan bahwa orang tua yang latar belakang ekonominya rendah akan lebih banyak mengharapkan bantuan dari anaknya jika dibandingkan dengan orang tua yang sosial ekonominya tinggi. Sehingga dengan akibat keadaan yang demikian dapat menyita waktu belajar anak untuk membantu orang tua sehingga proses belajarnya jadi terganggu.

e)Pengertian atau perhatian orang tua
Anak belajar perlu mendapat dorongan dari orang tua. Apabila anak mengalami lemah semangat maka orang tua wajib memberi dorongan dan perhatian pada sang anak dan membatu mereka dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.

2)Lingkungan Sekolah
a)Metode mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui didalam mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan menyebabkan belajar siswa yang kurang baik pula. Metode guru yang kurang baik dapat terjadi karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan sehingga guru tersebut menyajikannya kurang jelas atau sikap guru terhadap siswa dan atau terhadap mata pelajaran itu sendiri kurang baik, sehingga menyebabkan siswa kurang senang terhadap pelajaran dan gurunya,akibatnya siswa jadi malas untuk belajar dan lama kelamaan mereka bisa meninggalkan bangku sekolah.

b)Relasi guru dengan murid
Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam prose situ sendiri. Jadi cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasinya dengan guru. Apabila relasi antara guru dengan siswa berjalan dengan baik maka akan meningkatkan semangat belajar siswanya, begitu sebaliknya apabila relasi antara guru dan murid berjalan tidak baik maka akan menyebabkan siswa tidak senang dengan guru sehingga mereka malas untuk belajar dan lama-kelamaan menyebabkan anak bisa meninggalkan bangku sekolahnya.

c)Relasi siswa dengan siswa
Siswa yang mempunyai sifat atau tingkah laku yang kurang menyenagkan teman lain seperti rendah diri, atau sedang mengalami tekanan batin maka dan disaingkan dari kelompok maka akan mengganggu belajarnya sehingga menyebabkan ia malas untuk masuk sekolah.

d)Disiplin sekolah
Kedisiplinan sekolah erat hubungaannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajarnya. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan menjalankan tata tertib yang telah ada di sekolah. Apabila guru kurang di siplin dalam mengajar maka murid akan merasa tidak senang dan menyebabkan mereka jadi malas dan lama kelamaan pada akhirnya menyebabkan mereka dapat meninggalkan bangku sekolahnya.

e)Alat pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan. Alat pelajran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa.

f)Standar pelajaran di atas ukuran
Guru yang berpendirian untuk memberi pelajaran diatas standarnya dapat mengakibatkan siswa merasa kurang mampu dalam mencapai dan berhasildalam pelajarannya. Sehingga dengan demikian menyebabkan siswa jadi malas dalam belajar dan bisa menyebabkan mereka meninggalkan bangku sekolahnya.

3)Lingkungan Masyarakat
1)Mass Media
Mass media adalah bioskop, radio, TV, surat kabar, majalah, buku-buku, dan lain sebagainya yang beredar di dalam masyarakat. Mass media yang baik akan memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan terhadap belajarnya. Sebaliknya mass media yang buruk akan berpengaruh buruk pula bagi siswa. Sebagai contoh, siswa yang suka menonton film atau membaca cerita pergaulan bebas, percabulan, akan berkecendrungan untuk berbuat seperti tokoh yang dikgumi dalam cerita itu. Jika tidak ada control dari orang tua maka akan menyebabkan mereka akan terpengaruh dan semangat belajarnya akan menurun sehingga bisa menyebabkan mereka meninggalkan bangku sekolah.

2)Teman Bergaul
Pengaruh dari teman bergaul anak lebih cepat masuk ke dalam jiwanya daripada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik pula terhadap diri siswa, begitu pula sebaliknya apabila siswa bergaul dengan teman yang tidak baik maka akan berpengaruh tidk baik pula terhadap diri siswa tersebut. Teman bergaul yang tidak baik misalnya yang suka begadang, keluyuran, pecandu rokok, Film, minum-minum, pejinah, pemabuk. Hal tersebut dapat menyebabkan siswa terseret ke ambang bahaya dan menyebabkan belajarnya jadi berantakan.

3)Bentuk Kehidupan Masyarakat
Kehidupan masyarakat sekitar siswa juga dapat berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasan yang tidak baik akan memberikan pengaruh yang jelek bagi siswa yang berada di sekitarlingkungaan itu.
Soenardi (1980) (dalam Ondria (2011)) mengatakan bahwa keamanan, ketentraman, dan ketenangan yang baik akan mempertinggi semangat dan gairah yang tinggi dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Lebih lanjut Nasution (1993) (dalam Dalyono (1997)) mengemukakan bahwa lingkungan sekitar tempat tinggal anak sangat mempengaruhi perkembangan pribadi anak itu sendiri. Disitulah remaja memperoleh pengalaman bergaul denganteman-teman di luar rumahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar